Grow with Character

Bagaimana caranya agar sebuah perusahaan atau organisasi dapat tumbuh terus menerus ? Atau bahasa kerennya, bagaimana caranya agar perusahaan mampu melakukan sustainable growth?

Jawabnya adalah perusahaan tersebut harus tumbuh dengan karakater yang kuat alias Grow with Character. Karakter merupakan "ciri khas" individu, organisasi atau perusahaan. Ia merupakan,'mesin' yang mendorong bagaimana seseorang atau sebuah perusahaan bertindak, bersikap, berusaha atau merespon sesuatu.

Karakter memungkinkan perusahaan dapat mencapai pertumbuhan yang berkesinbungan. Hal ini karena karakter memberikan konsistensi, integritas, dan energi dalam mencapai pertumbuhan dan perkembangannya.

Karakter apa saja yang dibutuhkan perusahaan untuk tumbuh dan berkembang?

Menurut Hermawan Kertajaya, penulis buku ini, ada 3 karakter yang dibutuhkan untuk tumbuh di era hiper-kompetitif ini. Karakter yang dimaksud meliputi : excellence, professionalisme, dan ethics.

Excellence adalah sikap yang memungkinkan seseorang atau perusahaan selalu memberikan yang terbaik dalam setiap karya atau produknya. Ini sesuai dengan harapan masyarakat secara umum. Bukankah konsumen selalu mencari produk yang nomor satu?

Professionalism adalah karakter yang mendorong seseorang atau perusahaan untuk selalu menghasilkan inovasi-inovasi sehingga mampu dihasilkan karya atau produk-produk baru yang lebih baik. Bukankah keinginan dan kebutuhan masyarakat terus berkembang yang berarti selalu membutuhkan produk-produk inovatif?

Ethics merupakan prinsip-prinsip yang mengarahkan dalam pengambilan keputusan. Dengan ethics ini, seseorang atau perusahaan memiliki pedoman sehingga mampu membedakan mana yang benar dan mana yang salah.

Lalu apa hubungannya dengan konsumen bagi perusahaan?

Hal paling penting bagi mati-hidupnya perusahaan adalah costumer loyalty atau kesetiaan pelanggan. Tanpa customer loyalty perusahaan mana pun tidak akan mampu bertahan. Customer loyalty akan muncul apabila tercipta rasa percaya yang mendalam terhadap sebuah brand. Perasaan semacam ini tidak akan bisa muncul hanya dari sekali atau dua kali mencoba sebuah brand. Seringkali loyalty baru bisa muncul kalau customer sudah benar-benar mengerti latar belakang brand tersebut, seperti filosofi perusahaan, sikap karyawannya baik yang di depan layar maupun yang melakukan pekerjaan administrasi di belakang, bahkan sampai kebajikan pemegang saham.  Dalam tatanan budaya masyarakat yang lebih tinggi, pelanggan tidak akan membeli brand yang produknya berkualitas apabila para pemilik atau praktek bisnisnya tidak etis ( seperti penggelapan pajak, pembayaran upah di bawah UMR, pencemaran lingkungan, dsb ).

Melihat perubahan-perubahan yang terjadi di tengah masyarakat, seperti meningkatnya kesadaran akan penghargaan terhadap humanisme; semakin cerdasnya konsumen; semakin banyaknya pilihan bagi konsumen; semakin murahnya biaya internet; dsb memaksa perusahaan-perusahaan harus mengembangkan karakter yang jelas. Dan, karakter yang dikembangkan harus punya nilai bagi konsumen. Karakter-karakter yang ditawarkan dalam buku Grow with Character ini patut sebagai pegangan untuk mencapai sustainable growth. 

Sumber : Shvoong