Sabtu, 25 Desember 2010

Berbisnis, Pilih Mitra dan Networking

Selain untuk urusan bisnis dan keluarga, Adji W Wardojo juga mengalokasikan waktunya untuk kegiatan sosial dan membangun networking, seperti bergabung dengan komunitas bisnis Tangan Di Atas (TDA).

"Saya melihat komunitas ini sekumpulan pengusaha yang memiliki integritas tinggi dan senang berbagi ilmu, memiliki misi dan visi sangat mulia, yaitu menebar rahmat yang memberikan manfaat untuk orang lain. Komunitas ini banyak membantu meningkatkan ilmu bisnis saya dan memperluas networking," ujarnya.

Rabu, 15 Desember 2010

63 Kasus Pemasaran Terkini Indonesia

Di era explosion of choice ini, perang merebut hati pelanggan tidak lagi dilakukan di lapangan, tetapi justru di benak pelanggan. Hal ini berangkat dari asumsi apa yang dipersepsikan oleh pelanggan tentang produk, merek atau perusahaan akan mempengaruhi keputusannya di saat menetapkan pilihan membeli sebuah produk. Artinya, sebaik apa pun sebuah produk dipersepsi oleh produsennya, tetapi jika konsumen memiliki persepsi negatif, maka produk tersebut kemungkinan besar ditolak oleh pasar.

Sabtu, 11 Desember 2010

Know Can Do !

Tulisan ini disarikan dari buku Know Can Do. Buku ini ditulis oleh Dick Ruhe dan diberi pendahuluan oleh Ken Blancard, yang merupakan expert di bidang manajemen SDM.
Buku ini menjelaskan tentang strategi menerapkan pengetahuan ke dalam tindakan. Buku ini ditulis bermula dari keprihatinan penulisnya tentang terdapatnya jurang yang dalam antara pengetahuan yang telah diperoleh dengan langkah-langkah penerapannya. Begitu banyak jilid buku telah dibaca, beratus seminar telah diikuti, beragam kaset dan video telah diputar banyak orang, namun semua itu hanya berhenti sebagai pengetahuan yang segera terlupakan. Nyaris tidak ada perubahan perilaku.

Selasa, 07 Desember 2010

Peluang ‘Bisnis Malam’ di Tahun 2011

Membaca harian Kompas edisi 6 Desember 2010 penulis tertarik pada salah satu artikel yang di tulis oleh pakar pemasaran kita, Hermawan Kertajaya. Artikel tersebut berjudul ‘Anak Muda Suka Begadang’.  Di dalam tulisan tersebut, Hermawan menyatakan bahwa saat ini kecenderungan begadang pada anak-anak muda makin meningkat. Kenapa ?
Inilah alasan-alasan yang mereka sebutkan :
"Enak, tidak panas, nongkrong di pinggir jalan jadi lebih sepi, nggak kena polusi knalpot, nggak brisik, jadi lebih enak ngobrol..." demikian pengakuan sekelompok anak muda yang sedang kongko-kongko di pinggir jalan raya di selatan Jakarta. “Di rumah nggak bisa tidur, terus kalau mau ngobrol atau iseng nyoba lagu sama teman-teman jadi ganggu penghuni rumah yang mau tidur. Sudah gitu inspirasi bikin musik lebih keluar kalau begadang," ujar seorang gitaris dari sebuah band kampus. ( Kompas, edisi 6 Desember 2010 ).

Minggu, 05 Desember 2010

Webpreneur, Bisnis Besar Berikutnya

KOMPAS.com - Setelah booming bisnis waralaba yang berlangsung sejak 10 tahun yang lalu, bisnis apa lagi yang berpeluang menjadi besar? Herman Kwok, Marketing Advisor KASKUS mengatakan, webpreneur atau kewirausahaan di bidang digital akan menjadi bisnis besar beriktnya.
Herman mengungkapkan alasannya. Ia mengatakan,"Saat ini, kita memiliki potensi yang besar di bidang webpreneur itu. Saya pernah keliling di daerah dan menemukan banyak potensi dalam bidang digital. Banyak yang memiliki konsep yang bagus dan tak terpikirkan oleh kebanyakan orang."

Brand Image

Brand Image ! Itulah kalimah sakti yang dipercaya sebagai jantung kehidupan sebuah corporat bisnis. Karena brand image lah mengapa Anda lebih memilih televise merk Sony daripada merk Panasonic. Karena brand image jua lah banyak orang memilih sepeda motor Honda daripada Yamaha, atau sebaliknya.
Coba tanyakan kepada mereka, mengapa mereka memilih merk tertentu dan tidak memilih merk lainnya ?  Jawabnya bisa bervariasi. Lebih awet, lebih kuat, lebih nyaman, harga jualnya tinggi kalau di jual lagi dan berbagai alasan lainnya. Lalu tanyakan sekali lagi kepada mereka, apakah mereka telah mengadakan survey atau meneliti kualitas produk yang mereka pilih ?  Jawabnya sebagian besar pasti menyatakan tidak. Lalu dapat darimana alasan mereka ? Dari teman, itulah jawaban yang bisa digunakan. Lalu tanya kepada teman yang memberi tahu alasan tersebut, jawabannya pasti sama, juga dari teman. Kalau kita teruskan lagi, kita akan dapati jawaban yang sama, dari teman !

Dare to Try


We’ll never stop trying unless we have died.
All things that have happened to us are the result of our trial.

Jika kita perhatikan kalimat di atas, tampak bahwa keseluruhan hidup manusia adalah terdiri dari rangkaian mencoba dan mencoba. Mulai dari mencoba belajar berjalan, sampai dengan membangun keluarga adalah diawali dengan aktivitas mencoba. Bayangkan seandainya anak kecil tidak berani mencoba memulai belajar berjalan, anak-anak takut mencoba belajar membaca, remaja takut mencoba menjalin hubungan cinta, dan orang-orang dewasa takut mencoba survival. Apa jadinya ? Tentu tidak akan ada kehidupan.
Lalu apa jadinya jika ada individu tidak memiliki keberanian untuk melakukan percobaan-percobaan seperti itu ?  Tentulah, he has died. Kehidupan seperti itu adalah kehidupan yang mati alias hidup dalam kematian.
David Mc Clelland membuat kupasan yang menarik dari sisi psikologi tentang entrepreneur ini. Dalam bukunya The Achieving Society  ( 1961 ), ia menguraikan bahwa ‘dorongan untuk mencapai keberhasilan’ merupakan faktor determinan, tidak saja bagi keberhasilan individu, tapi juga bangsa dalam memperoleh kemajuan hidup. Artinya, berhasil tidaknya sebuah bangsa dalam melaksanakan pembangunan bergantung pada jumlah penduduk yang mempunyai ‘dorongan untuk berhasil’ need for achieving ini. Dorongan ini oleh David Mc Clelland dinamakan ‘virus N Ach’.

Kamis, 02 Desember 2010

Menangguk rupiah dengan tas spanduk

Spanduk, poster, dan baliho boleh saja tidak terpakai lagi. Tapi, dengan sedikit sentuhan seni dan kreativitas, bahan-bahan bekas ini bisa menjadi produk mahal. Selain mengirit dana untuk modal bahan baku, bekas alat promosi tersebut juga bisa mengurangi sampah.

Semangat daur ulang telah menghadirkan produk-produk dari barang bekas. Dari isu lingkungan itu, pada 2006 lalu, muncul tren barang-barang yang terbuat dari bahan bekas spanduk, poster, dan baliho.

Salah satu pemain di bisnis ini adalah, Plastic Works yang memproduksi pelbagai tas dan produk lainnya. Mereka membuat
tote bag, tas laptop, koper mini, sandal, dompet, gorden kamar mandi, map folder, dan agenda. "Awalnya, tren ini hanya berkembang di kalangan aktivis lingkungan hidup dan perusahaan untuk langkah Corporate Social Responsibility (CSR) mereka," kata Aswin Aditya, pemilik Plastic Works.

Asal Lokasi Tepat, Pusat Layanan Bisnis Menguntungkan

Konsep business service center alias pusat layanan bisnis, terus berkembang di wilayah perkotaan. Maklum, kebutuhan akan pusat layanan bisnis terus bertambah seiring perkembangan kegiatan usaha di kota besar.
Peluang bisnis ini dimanfaatkan oleh PT Cyberworld Network Indonesia (CNI). Mereka menggarap waralaba Bizxpress, pusat layanan bisnis, sejak 2010 ini.
Erwin Ignatius, Kepala Marketing & Internal Support CNI yakin, usaha pusat layanan bisnis masih menyimpan prospek cerah di Indonseia. Perusahaan yang telah melokalisasi diri dari negeri asalnya, Korea Selatan, ini pun berusaha mengelola usaha itu secara modern.

Apakah Anda Seorang Entrepreneur ?

Ada dua pendapat mengenai entrepreneur di tengah masyarakat kebanyakan. Golongan pertama beranggapan bahwa pilihan menjadi entrepreneur adalah karena keterpaksaan. Seorang yang setelah melamar kerja ke sana kemari tetapi tidak ada satu pun perusahaan yang memanggilnya, maka ‘terjerumuslah’ ia menjadi wirausahawan. Golongan ini mengidentikkan pekerjaan wirausaha seperti pedagang kaki lima, industri rumah tangga atau usaha-usaha gurem lainnya yang tidak terlalu membutuhkan modal besar dan keahlian.
Sedangkan golongan ke dua beranggapan bahwa berwirausaha itu membutuhkan modal besar dan bakat entrepreneur  istimewa. Yang bisa menjadi seorang wirausahawan adalah mereka yang bermodal besar atau memiliki keahlian di bidang yang ditekuni. Jika salah satu dari kedua hal itu tidak dipenuhi, keinginan menjadi wirausawan hanyalah mimpi di siang bolong.

Selasa, 30 November 2010

Connect ! Surfing New Wave Marketing

 Dunia marketing merupakan salah satu cabang ilmu yang terus mengalami perkembangan dengan pesat. Belakangan ini telah lahir pendekatan marketing yang baru. Pendekatan marketing yang bersifat vertikal harus diganti dengan pendekatan yang bersifat horizontal. Bahasa lain dari perubahan ini adalah transformasi dari era ‘Legacy’ ke ‘New Wave’.
PDB ( Positioning, Differentiation dan Branding ) yang pernah berjaya di tahun 2000-an ke bawah, yang vertikal dipandang sudah tidak lagi memadai. Harus dihorozontalkan menjadi Triple C. Positioning menjadi Clarification, Differentiation menjadi Codification, dan Branding menjadi Character.
Positioning yang merupakan pilar strategi di era Legacy Marketing saat ini dipandang tidak lagi cukup. Ia harus diklarifikasikan kepada konsumen. Pandangan ini muncul karena konsumen, di era New Wave ini, diasumsikan semakin pintar. Karena itu, terhadap Statement Positioning harus diberi Clarification supaya mudah dimengerti oleh konsumen.
Ketika Barack Obama mengambil Statement Positioning ‘Change Agent’ bagi masyarakat Amerika Serikat, dia juga mengklarifikasi ‘Change’ apa saja yang akan Dia lakukan. Konon ada sekitar 500 perubahan yang dijanjikannya jika terpilih menjadi presiden. Janji itu dikumdangkan selama musim kampanye Pilpres di Amerika Serikat.

Menyasar Segmen Pekerja, Sukses Lewat Dunia Maya

Bosan menjadi pekerja selama 15 tahun, Hikmanul Hakim memutuskan membuka usaha jualan busana muslim. Kegagalan di tahun pertama membuatnya lebih berani memasarkan produk secara online. Alhasil, bisnisnya sukses di dunia maya.
Menjelang Lebaran, busana muslim menjadi sangat laku. Rupanya, orang ingin merayakan kemenangan setelah berpuasa, sembari berkumpul dengan keluarga, memakai baju baru. Salah satu yang menikmati berkah di masa seperti sekarang adalah Hikmanul Hakim.
Meski hanya memiliki satu butik di ITC BSD, Hakiem – begitu ia biasa disapa – sukses berbisnis busana muslim secara online. Ia memasarkan 90% produknya lewat website dan situs jejaring sosial. Dalam sehari, ia meraup omzet Rp 7 juta sampai Rp 10 juta. Tapi, sejak sebulan terakhir, omzetnya bisa mencapai Rp 20 juta per hari.

Senin, 29 November 2010

Naluri Sang Wirausahawan

Setiap aktivitas yang mempunyai nilai persaingan pasti membutuhkan naluri. Polisi memerlukan naluri supaya dapat ‘mencium’ rencana tindak kejahatan. Pelari cepat juga memerlukan naluri supaya dapat mengalahkan kompetitornya.
Begitu pula halnya dengan dunia wirausaha, para pelakunya dituntut memiliki naluri yang cukup tajam. Mengapa ? Karena seorang wirausahawan tidak hanya harus menghadapi para kompetitornya – sesama pengusaha. Mereka juga harus berkompetisi dengan situasi ekonomi makro, krisis moneter, bencana alam, pemogokan kerja, kebijakan pemerintah yang sering berubah-ubah. Dalam situasi demikian, seorang wirausahaan harus tabah dan penuh kecerdasan dalam menghadapi situasi tersebut.

Sabtu, 27 November 2010

Welcome to Rohadi Entrepreneurship

Situs ini memfokuskan diri pada diskusi-diskusi tentang entrepreneurship atau kewiraswastaan. Tujuannya adalah untuk berbagai tentang pengalaman berwira-usaha, mendiskusikan sikap mental yang berkaitan dengan mental entrepreneurship, memuat kisah-kisah sukses entrepreneur dan diskusi-diskusi lain seputar ini. Harapan kami, dengan blog ini, akan terbangun mental entrepreneur di pembacanya yang akhirnya dapat memunculkan gejolak keinginan berwirausaha. Untuk itu, kami juga mengharap dari pembaca untuk berbagi di sini mengenai pengalaman-pengalamannya selama menggeluti dunia wirausaha.


Content dari blog ini tentu bukan saja berasal dari tulisan pemiliknya semata, tetapi juga mengambil sumber dari berbagai media, tulisan-tulisan dari blogger lain atau komentar-komentar dari pembacanya. Penulisan dari sumber lain tentu dengan menyertakan sumber aslinya. Tetapi, bagi yang berkebaratan tulisannya dimuat di blog ini, silakan mengajukan keberatan. Pemilik blog ini akan segera menghapusnya.


Akhirnya, selamat menikmati.